Novel karya Maria Jaclyn ini menyabet gelar ‘ Penulis Berbakat ‘ dalam Lomba Novel Teenlit Writer 2005..
Selain ceritanya yang menarik karena – sepengetahuan saya – belom pernah ada teenlit yang mengangkat cerita tentang buronan, alur yang menarik serta berbagai masalah yang datang. Walau tergolong novel romantic, novel ini juga menghadirkan scene – scene lucu yang dapat membuat kita tertawa membayangkannya, kesedihan Kimly pun dapat dijabarkan dengan baik tanpa kesan berlebihan..
Bermula dari Raditya yang diburu oleh polisi dalam kasus pembunuhan seorang direktur suatu perusahaan, Raditya yang tidak bersalah karena begitu dia masuk ke ruangan itu sang direktur tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa pun melarikan diri dari kejaran polisi. Ketika suatu hari ia berada di sebuah perumahan ternyata ada razia polisi di daerah tersebut, Raditya pun bersembunyi kesebuah rumah yang pintu gerbangnya terbuka lalu menyelinap ke salah satu pintu yang – untungnya – tidak terkunci..
Disinilah pertemuan ini bermula, Kimly yang baru pulang dari sekolahnya menemukan ada buronan tampan yang masuk ke kamarnya. Kimly ingin menelpon polisi untuk melaporkannya tapi entah kenapa ia tidak dapat melakukannya. Akhirnya Kimly membiarkan Raditya tinggal di kamarnya, lebih tepatnya tinggal di kamar mandinya.. ^ ^
Hari-hari yang dilewati Kimly bersama si buronan itu membuatnya tau banyak hal tentang Raditya, selain tentang kasus itu pastinya karna Raditya menceritakan hal yang sebenarnya pada Kimly. Cowok itu doyan banget pisang, cowok itu suka nyanyi – nyanyi lagu apa saja, cowok itu jago matematika, dan 3 gurat di pipinya saat nyengir itu adalah hal yang paling membekas di benak Kimly..
Sebenarnya tanpa kehadiran Raditya masalah kimly sudah cukup banyak. Ibunya yang bersikap dingin padanya, surat – surat kaleng yang menerornya karena menjadi pacar Nino cowok idola di sekolahnya, serta kenyataan bahwa ia melihat ayahnya berselingkuh dengan wanita lain dengan mata kepalanya sendiri. Kimly tidak dapat menceritakan masalahnya tersebut pada sahabatnya Lyla dan Ardel karena ia tidak ingin teman – temannya tau masalahnya. Ia pun tidak menceritakan masalahnya pada Raditya namun entah kenapa cowok itu seakan bisa tau apa yang ada di kepalanya hanya dengan menatap Kimly..
Masalah dengan Nino sampai pada puncaknya saat Nino ngambek karna Kimly tidak tau ada acara band yang akan cowok itu ikuti, berbuntut pada Nino mengacuhkannya dan atas saran Raditya Kimly pun datang untuk memberi surprise pada Nino, namun apa yang dia dapatkan ?? Nino berciuman dengan si pengirim surat kaleng itu. Hati Kimly sakit sekali lalu ia berlari menerjang hujan tapi tiba-tiba Raditya datang dan memeluknya..
Karena kehujanan sewaktu acara band itu Kimly sakit, saat bangun ia mendapati banyak polisi dan Raditya dibawa oleh para poisi itu, sekeras apapun ia berusaha ia tak sanggup mencegahnya. Raditya pun hilang dari hari – hari Kimly..
Hari – hari berlalu setelah itu, orang tuanya yang hampir bercerai rujuk kembali, Nino dan cewek pengirim surat kaleng itu dihukum karena peristiwa ciuman itu kepergok Kepsek mereka. Semuanya membaik dan membahagiakan namun Kimly tau di sudut hatinya ada celah kosong dan kerinduan yang mengisinya..
Love is when my smile looks beautiful
Whenever I remember his face
Love is when my eyes are amazing
Since he is the only one I see
Love is when I dream a fairy tale of us
Because I think about him every second I have
Love is when I am angry with him
And forgive him in the same time
Love is when he look cooler with that T-shirt
Even more than the sexiest supermodel in the world
Love is when bananas taste great
After he said so
Love is when I don’t want to look the door
As I believe him with all my heart
Love is when I love him
Even if he never realize it
Puisi yang Kimly buat untuk mencurahkan perasaannya pada Raditya, sampai hari itu tiba ..